Sunday, January 6, 2008

Bisa & Wasiat Nenek Ani

Bisa

Dua ekor ular sedang menelusuri sawah mencari mangsa. Tiba-tiba ular pertama bertanya pada temannya.

Ular 1 : “Kita ini jenis ular yang berbisa nggak sih?”

Ular 2 : “Entahlah, aku juga tak tahu. Emangnya kenapa?”

Ular 1 : “Barusan aku tak sengaja menggigit bibirku ….”



Wasiat Nenek Ani

Nenek Ani dirawat di rumah sakit. Menurut Dokter, asmanya sudah semakin parah hingga perlu dipasang saluran oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Karena khawatir si nenek menjelang ajal, keluarganya mengundang Pak Haji agar didoakan.

Demikian, di tengah-tengah upacara doa, tiba-tiba wajah nenek Ani berubah membiru seolah-olah tidak bernapas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek Ani untuk menulis pesan dan memberi kertas tersebut kepada Pak Haji yang sedang memimpin doa.

Karena tak ingin doanya terganggu, Pak Haji langsung menyimpan kertas tersebut tanpa mebacanya terlebih dulu. Tak lama kemudian nenek Ani meninggal dunia.

Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani, Pak Haji kembali diundang untuk datang ke rumah nenek Ani.

Selesai memimpin doa, Pak Haji teringat akan pesan yang ditulis oleh nenek Ani. “Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum nenekAni yang belum sempat saya sampaikan, bahkan belum sempat saya baca. Sepertinya ini merupakan nasihat yang dititipkan untuk anak-cucunya semua. Mari kita simak isi suratnya.”

Pak haji membuka lipatan kertas lalu membaca isi surat itu dengan keras:

“Pak Haji! Jangan berdiri di situ! Jangan injak selang oksigenku!!!”

3 comments:

Anonymous said...

Hahaha,,
Gokil abis..

Anonymous said...

hahahaha haha "_"

Anonymous said...

hahahahahahhahaha